Kata Jakarta | Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati
menyebut defisit Anggaran
“Defisit APBN 2023 kita desain sebesar Rp598,2 triliun atau
2,84 persen, pertengahan tahun kita revisi agak rendah Rp479,9 triliun atau
2,27 persen, ternyata realisasi kita jauh lebih kecil yaitu Rp347,6 triliun
atau 1,65 persen. Itu hampir setengahnya dari desain awal,” kata Sri Mulyani
saat konferensi pers Kinerja dan Realisasi APBN 2023 di Jakarta, Selasa.
Realisasi pendapatan negara tercatat sebesar Rp2.774,3
triliun. Nilai tersebut setara 112,6 persen terhadap target APBN 2023 sebesar
Rp2.463 triliun atau 105,2 persen terhadap Peraturan Presiden Nomor 75 Tahun
2023 yang sebesar Rp2.637,2 triliun.
Realisasi pendapatan negara pada APBN 2023 tumbuh 5,3 persen
bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp2.635,8
triliun.
Pendapatan negara utamanya ditopang oleh penerimaan
perpajakan yang tumbuh 5,9 persen secara tahunan menjadi Rp2.155,4 triliun
serta pendapatan negara bukan pajak (PNBP) yang tumbuh 1,7 persen menjadi
Rp605,9 triliun.
Sementara itu, belanja negara tercatat sebesar Rp3.121,9
triliun, setara 102,0 persen terhadap target APBN 2023 sebesar Rp3.061,2
triliun atau 100,2 persen terhadap Perpres 75/2023 sebesar Rp3.117,2 triliun.
Belanja negara tumbuh 0,8 persen dibandingkan tahun
sebelumnya yang sebesar Rp3,096,3 triliun. Dengan rincian belanja pemerintah
pusat turun 1,7 persen menjadi Rp2.240,8 triliun dan transfer ke daerah naik 8
persen secara tahunan menjadi Rp881,3 triliun.
“Meski belanja negara naik cukup tinggi, tapi penerimaan
kita tumbuh kuat, jadi kita mampu menurunkan defisit,” ujar Sri Mulyani dilansir
Antara.
Adapun keseimbangan primer APBN 2023 tercatat surplus Rp92,2
triliun. Keseimbangan primer adalah selisih dari total pendapatan negara
dikurangi belanja negara di luar pembayaran bunga utang.
Menkeu mengatakan surplus keseimbangan primer pada 2023
merupakan yang pertama kalinya sejak 2012. (dz)
Comments0