Kata Jakarta | UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mendukung pengembangan akademik jenjang pendidikan tinggi di wilayah otonomi Bangsamoro, Filipina, menyusul penjajakan kerjasama oleh Bangsamoro-Turkish Educational Academy (BTEA).
Universitas baru bentukan organisasi sipil Turki di kawsan tersebut diharap memperkuat kontribusi pendidikan internasional UIN Jakarta sekaligus penguatan hubungan umat Islam di Indonesia, Turki, dan Bangsamoro.
Penjajakan kerjasama disampaikan tim BTEA yang dipimpin pendirinya, Dr. Mehmet Erdogan, dalam kunjungannya dengan Rektor UIN Jakarta, Prof. Asep Saepudin Jahar M.A. Ph.D di Gedung Rektorat UIN Jakarta, Rabu (27/12/2023).
Dalam pertemuan ini, turut hadir Kepala Pusat Layanan Kerjasama Internasional UIN Jakarta, Prof. Maila Dinia Husni Rahiem M.A. Ph.D, Direktur Hubungan Internasional BTEA, Mehmet Oruc Sasa, Rektor BTEA, Prof. Dr. Thomas Samba, Direktur Yunus Emre Institute, Jakarta, Dr. Cemal Sahin, dan perwakilan Hayrat Foundation, Dr. Celal Akbar.
Dalam sambutannya, Rektor Asep Jahar mengapresiasi penjajakan kerjasama sekaligus mengungkapkan keterbukaan dan sikap antusias UIN Jakarta untuk menjalin kerjasama dengan berbagai universitas dunia.
Sebagai bagian dari perluasan jejaring kemitraan akademik dunia, kerjasama-kerjasama yang terbangun sejalan dengan visi dan misi UIN Jakarta menjadi universitas Islam yang unggul dan berdaya saing global.
UIN Jakarta sendiri, lanjutnya, siap berbagi pengalaman dan pengetahuan dengan BTEA. Ia juga mengatakan bahwa UIN Jakarta sedang meningkatkan jumlah kerjasama dengan universitas-universitas internasional, untuk meningkatkan reputasi dan kredibilitasnya di dunia.
“Kami berharap kerjasama ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi kedua belah pihak dan juga bagi masyarakat luas,” katanya dilansir Hidayatullah.com.
Dr. Mehmet Erdogan, sebagai pendiri BTEA, mengucapkan terima kasih kepada UIN Jakarta atas penerimaan mereka. Ia mengatakan bahwa ini adalah kunjungannya yang pertama kali ke Indonesia, sebuah negara yang dikenalnya sebagai pusat Islam di Asia Tenggara.
“Sebelum datang ke Indonesia, kami sudah mengenal umat Islam di sini yang rajin beribadah, baik umrah maupun haji. Kami merasa bahwa ini adalah karunia Allah yang mempertemukan kami dengan saudara-saudara kami di Indonesia,” kata Dr. Mehmet Erdogan.
Ia menilai pentingnya kerjasama yang terbangun antara UIN Jakartta dan BTEA. BTEA sendiri, tuturnya, merupakan universitas pertama yang didirikan di Bangsamoro, setelah wilayah tersebut mendapatkan status otonomi pada tahun 2019.
BTEA didirikan oleh organisasi non-pemerintah Turki, dengan dukungan pemerintah Turki. “Tujuan utama kami adalah membantu masyarakat Bangsamoro, yang merupakan saudara kami seiman, untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas dan bermanfaat,” katanya.
Dijelaskannya, BTEA sendiri baru saja memulai operasionalnya pada Agustus 2023 dengan membuka tiga fakultas, yaitu Fakultas Studi Islam, Fakultas Pariwisata, dan Fakultas Perikanan.
Untuk itu, BTEA amat membutuhkan dosen tambahan, karena jumlah dari Turki belum cukup memenuhi kebutuhan pengajar di sana.
Ia berharap UIN Jakarta dapat mengirimkan dosen-dosen yang kompeten dan berpengalaman untuk mengajar di BTEA, atau menerima mahasiswa BTEA untuk belajar di UIN Jakarta.
“Kami menganggap UIN Jakarta sebagai salah satu universitas Islam terkemuka di Indonesia dan di Asia, yang memiliki pengalaman dan keahlian yang dapat kami pelajari dan tiru,” katanya.
Mehmet Oruc Sasa, sebagai Direktur Hubungan Internasional BTEA, juga mengucapkan terima kasih kepada UIN Jakarta atas sambutan mereka. Ia mengatakan bahwa di Turki, ia belajar untuk mengatasi tiga masalah utama yang dihadapi umat Islam, yaitu kebodohan, kemiskinan, dan perpecahan.
“Kami mengatasi masalah-masalah ini dengan ilmu, teknologi, dan ukhuwah. Kami merasa bahwa kami adalah umat Islam yang seperti tubuh manusia, jika ada masalah dari satu bagian tubuh, maka seluruh tubuh akan merasakan sakitnya,” ucap Mehmet Oruc Sasa.
Ia juga mengatakan bahwa ia belajar dari pusat-pusat Islam di dunia, seperti Turki, Jawa, dan Arab. “Indonesia adalah negara yang sangat besar, dengan jumlah penduduk yang banyak. Kami ingin melakukan transfer guru dari Indonesia ke Filipina, atau sebaliknya, mahasiswa dari Filipina ke UIN Jakarta. Bisa juga dari Indonesia ke Turki, untuk mengembangkan wawasan dan pengetahuan. Kami tidak bermaksud untuk komersial, kami datang dengan biaya sendiri, karena kami ingin memperkuat dakwah dan ukhuwah,” tutur Mehmet Oruc Sasa.
Ia menambahkan bahwa kunjungan ini adalah kunjungan pertama kali mereka untuk bersilaturahmi dengan UIN Jakarta. Ia juga menyampaikan bahwa BTEA membutuhkan tiga jurusan yang sesuai dengan kebutuhan Bangsamoro, yaitu Studi Islam, Pariwisata, dan Perikanan.
“Kami sudah menyiapkan bangunan dan fasilitas untuk universitas kami. Kami juga sudah memiliki 66 mahasiswa baru sejak Agustus 2023, rencana ke depan akan dibangun Fakultas Kedokteran bantuan pemerintah Turki, dengan dosen semua dari Turki,” papar Mehmet Oruc Sasa.
Prof. Dr. Thomas Samba mengapresiasi penjajakan kerjasama ini dan mengatakan bahwa ini adalah kesempatan emas untuk mempererat hubungan antara Indonesia dan Bangsamoro, khususnya di bidang pendidikan tinggi.
Ia mengatakan bahwa BTEA adalah sebuah lembaga pendidikan yang masih pemula, yang membutuhkan bimbingan dan dukungan dari lembaga-lembaga yang lebih senior dan berpengalaman, seperti UIN Jakarta.
Ia juga mengatakan bahwa BTEA ingin mengetahui bagaimana mengintegrasikan Islam dalam pengajaran, sesuai dengan konsep islamisasi ilmu pengetahuan. “Kami sangat berterima kasih kepada UIN Jakarta yang telah membuka pintu kerjasama dengan kami, dan kami berharap kerjasama ini dapat terwujud segera,” katanya.
Kerjasama ini diharapkan dapat segera direalisasikan dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara kedua universitas. MoU tersebut akan mencakup detail dan mekanisme kerjasama, termasuk durasi, biaya, dan tanggung jawab masing-masing pihak.[fro]
Comments0